Siang, perpanjang check out

Bahkan siang ini aku tak tahu siapa sebenarnya dia, siapa nama lengkapnya, dari mana asalnya, berapa usianya persisnya. Masih tergolek dia, tidur pulas. Ada kondom bekas pakai di dekat telepon. Aku mau cabut nanti petang. Aku tak tahu dia pulang ke mana. Ketika nafsu telah tandas terkuras dan ketegangan telah mencair… yang ada hanyalah kehampaan. Malas aku meneruskan presentasi untuk Selasa besok. Tidak ada ide. Tanpa semangat. Padahal biasanya setelah bersetubuh akan lancar. Alis tebal dari mata sipit itu. Dengan tompel biru ungu di pantat kiri itu. Wajah tanpa jerawat itu. Siapakah dia sebenarnya? Aku lelaki keberapakah baginya? Dia wanita keberapakah yang pernah kusetubuhi? Tidakkah dia terlalu muda menjalani profesi ini?

Tentang Masturbasi Wanita

Bahkan blog serius pun (seperti misalnya Blogombal) membahas masturbasi wanita seperti yang pernah kukata. Bukan tulisan asli dari kajian atau wawancara terhadap pelaku tetapi Blogombal mengambil dari Kompas kemudian dibahas. Jadi apa lagi yang kau ragukan? Setiap wanita dewasa berhak mencari cara untuk puaskan diri. Tubuhnya adalah tubuh sendiri. Nafsunya adalah nafsu sendiri. Wanita yang suka onani bukanlah wanita jalang. Dari dulu masturbasi wanita sudah ada, akan tetapi tidak dibicarakan terbuka karena dianggap tabu. Padahal siapa yang paling tahu tentang berahi nafsu dalam diri kalau bukan si pemilik tubuh dan hati?

Setiap wanita ingin kecantikannya diapresiasi

Tak usah munafik, sayang.

Semua wanita ingin pesona dirinya dihargai, diapresiasi.

Tak salah dan jangan merasa sebagai sundal hina jikalau kau ingin tampil seksi, tunjukkan kontur tubuh, pamerkan sedikit payudara kencang, lengan dan ketiak putih bersih.

Sudah kodrat wanita ingin tampil menawan, agar lawan jenis terpikat dan sesama hawa kagum bahkan iri.

Dalam tubuh yang terbalut busana rapat sampai menutup wajah pun terdapat keinginan itu. Hanya saja norma mereka membatasi pameran, hanya boleh tunjukkan pada suami.

Di balik kerudung dan cadar juga ada makeup, karena mereka ingin cantik. Misalkan di balik baju panjang longgar juga ada lingerie dan thong itu pun tidak salah.

Sexy underwear bukanlah busana pelacur. Tank top ketat berbelah dada dan berpamer punggung putih halus bukan seragam sundal.

Sesungguhnya para lelaki yang berbaju panjang, pakai kopiah, piara jenggot itu juga menyukai wanita sexy, tapi mereka akan salahkan syaitan lalu menuduh syaitan menjelma dalam diri si cantik, oleh karena itu si cantik harus dimusuhi, padahal persoalan mereka sebagai lelaki adalah kendali syahwat dalam diri.

Mereka, para lelaki munafik, adalah pemilik mata yang suka mencuri pandang pada keelokan wanita. Mereka, para munafik itu, menyukai wanita cantik berbusana sexy. Tapi mereka tak rela jika wanita berbusana sexy itu adalah kekasihnya, tunangannya, istrinya dan anak-anak perempuannya.

Tentang kekasih, mereka cemburu bila kecantikannya (bukan ketelanjangannya) dilihat oleh pria lain. Tapi mereka sendiri senang melihat kecantikan sexy wanita milik lelaki lain. Bahkan mereka menikmati ketelanjangannya meskipun hanya dari majalah dan TV dan film.

Tak usah munafik sayang jika kau ingin mengemas pesonamu. Wajar jika kau ingin pamer selagi masih cantik menarik.

Mustinya kau tahu, mayoritas korban pemerkosaan bukanlah wanita cantik sexy yang berpakaian terbuka.

Jarang ada orang berbikini diperkosa di kolam renang. Jarang terdengar dokter memperkosa pasien wanita yang dimintanya mengangkang untuk diperiksa kemaluannya.

Pakaian sexy bukan busana pelacur sayang. Baiklah kukatakan ini. Banyak pelacur di luar daripada jam dinasnya, misalnya pergi belanja atau ekstremnya mudik lebaran, tidak memakai busana sexy!

Uang dan kehidupan

Kadang aku bertanya untuk apakah bekerja lebihkan batas kalau hanya demi uang. Tak pernah cukup uang dalam penitipan di bank dan kartu-kartu plastik. Kenapa harus dikejar?

Merindu sepi

Hari sudah berganti. Aku selesai mandi. Ingin aku telanjang. Berbaring di bawah selimut. Sampai pagi jelang siang. Kebetulan besok aku liburkan diri. Aku tidak penat. Memang sepi yang kucari. Dalam kamar gelap. Tanpa musik. Tanpa beker pembangun dini. Tanpa fantasi erotis. Tanpa ereksi. Tanpa masturbasi. Hanya sunyi. Selamat malam kawan. Dua puluh menit lagi aku sudah berbaring. Aku tak ingin ditemani.

Onani wanita

Dan kau bertanya maka kujawab itu bukan masalah. Itu hak pribadimu. Onani wanita tidak ada jalinan dengan kejalangan. Bahkan misalnya dia bisa puaskan diri dengan durian berkondom pun itu bukan masalah. Normal belaka. Tapi tidak berarti wanita yang tidak pernah atau jarang onani itu tidak normal. Setiap manusia punya irama masing-masing.

Keperawanan & keperjakaan, lantas apa?

Setiap manusia dewasa berhak atas kenikmatan seksual masing-masing. Salahkah jika wanita yang belum menikah sudah tidak perawan? Di manakah hina-dinanya? Sedangkan lelaki jika sudah tidak perjaka, baik karena jadi kelinci saat remaja dimakan tante maupun hilang keutuhan di liang pelacur, tidak ada yang permasalahkan. Yang paling nista dari semua manusia adalah para pemerkosa, mereka itu layak dikebiri!

Lonte, sundal, pelacur, pecun, perek. Salahkah mereka?

Adakah yang salah dengan mereka sepanjang tiada paksa dari mana pun? Kita, para lelaki, menyukai dan membutuhkan. Kita hanya anggap salah dan tak rela jika lonte-lonte itu adalah bagian dari keluarga kita.

Kondom, selubung rasa, penyekat rindu

Siapa yang mesti siapkan kondom? Pria atau wanita? Manakala risiko hanya sebatas hamil maka wanita lebih membutuhkan. Tetapi manakala risiko adalah sipilis, rajasinga, pektay, herpes, hepatitis, sampai AIDS maka kedua belah pihak butuh kondom.

Memusingkan. Kenikmatan telah bersebadan dengan risiko. Sensasi penis tercekik. Kerinduan vagina terhambat. Gesekan kurang terasa. Dongkrakan ke G-spot kurang mengena. Elusan batang ke klitoris hanya terasa pejal licin. Padahal saraf-saraf liang wanita dambakan itu semua. Saraf-saraf pengantar sensasi ketika cumbu rindu sampai tiba ledakan lahar kental di ujung liang. Tapi risiko itu alangkah mengerikannya.